Minggu, Desember 23, 2007

Kenangan Kelas 1- 2


Siapa yg masih ingat nama2nya yah?

Sabtu, Desember 22, 2007

Senin, Desember 10, 2007

Sekolah Rajo Bukittinggi


Sekolah Raja BukittinggiTetap Kokoh di Usia 146 Tahun
(catatan redaksi : Artikel disadur dari kompas thn 2002)
Kenal Van Ophuysen? Mungkin banyak orang tak mengenalnya. Jika pun kenal, barangkali lewat ejaan yang dipakai di Indonesia sebelum ejaan Suwandi dan ejaan yang disempurnakan (EYD).Di Bukittinggi, kalangan tua mengenal secara dekat nama ini. Dia adalah kepala sekolah pertama dari Sekolah Raja (Kweekschooll). Dinamakan Sekolah Raja, karena sekolahnya hebat, mutu berpendidikan tinggi, disiplin dan murid yang bisa masuk ke sana adalah orang-orang pilihan dari kalangan atas.Dan bila Anda ke Bukittinggi sekarang, Anda masih tetap bisa menemukan sekolah tersebut. Berdiri kokoh di depan Mapolres Bukittinggi tak jauh dari Jam Gadang, maskot kota dengan luas 25 Km2 itu.Di Sumatera Barat sejak paruh terakhir abad 19, Bukittinggi, Padangpanjang dan Padang serta sejumlah tempat lainnya merupakan basis pendidikan. Di sana berdiri sekolah-sekolah tua, yang disebut-sebut sebagai lembaga pencetak intelektual Minangkabau di zamannya.Sekolah Raja, didirikan pada 1 April 1856. Pada saat yang sama di Hindia Belanda hanya ada tiga sekolah sejenis, yaitu di Bandung dan di Surakarta. Melihat luas wilayah Hindia Belanda dan jumlah penduduk, bisa dibayangkan betapa bergengsinya ketiga sekolah tersebut kala itu.Di Sekolah Raja itulah Van Ophuysen menjadi kepala sekolah pertama. Tokoh pendidik ini, telah menyumbangkan pemikirannya bagi pendidikan anak-anak pribumi. Di sekolah inilah pernah bersekolah orang seperti Tan Malaka, Muhammad Hatta dan Adam Malik. Lewat sekolah inilah Ophuysen yang dibantu oleh seorang guru Melayu Abdoellatief, terus mengembangkan tradisi keilmuan di Ranah Minang. Kini sekolah yang berdiri tak jauh dari Balaikota itu, nyaris luput begitu saja. Kehadirannya sama seperti sekolah menengah atas lainnya. Cuma saja, bangunan utamanya jika diperhatikan secara cermat, akan membuktikan bahwa gedung itu adalah gedung yang sangat tua. Meski tua, tapi terawat dengan baik. Malah, tanpa gedung itu, SMU 2 Bukittinggi bisa-bisa kehilangan ruhnya. Sebab inilah satu-satunya sekolah tua di sana yang masih tersisa sebagai saksi sejarah betapa tradisi keilmuan sudah dibangun sejak lama di Bukittinggi.Sekolah yang didirikan sejak 146 tahun silam itu, pada tahun 1873 dikembangkan dengan membangun beberapa gedung lainnya. Sampai tahun 1946, sekolah ini telah mendidik ratusan orang Minangkabau, yang kemudian melanjutkan studinya ke Batavia atau ke Belanda.Selain melanjutkan studi, sangat banyak juga yang menjadi guru di Volkschoolen. Lewat merekalah kemudian, pendidikan dasar klasikal yang kuat dibangun di Minangkabau. Pada tahap berikutnya, muncul pula Normal Schooll di Padangpanjang yang juga mencetak tenaga guru.Sekolah Raja di awal abad 20 mengajarkan anak didiknya dengan mata pelajaran Bahasa Belanda, Bahasa Melayu, ilmu ukur, ilmu alam, ilmu bertanam, menggambar, ilmu ukur tanah, paedagogik serta bernyanyi. Tapi itu dulu, kini, gedung dengan jendela besar dan tinggi itu, telah jadi SMU 2. Sempat ditutup beberapa tahun, kemudian sekolah ini dihidupkan kembali. Nama Sekolah Raja tidak dipakai lagi, tapi diganti dengan Sekolah Menengah Tinggi (SMT) pada tahun 1946. Empat tahun kemudian dirubah lagi menjadi SMA. Tahun 1954 dirubah lagi menjadi SMA I B dan SMA 2 AC. Lalu SMA 2 AC dipecah lagi menjadi SMA Teladan a dan SMA 2 C yang lebih dikenal sebagai SMA Birugo Bukittinggi. Lalu menjadi SMA 2 dan terakhir SMU 2.Pada tahun 1958, ketika Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) diproklamirkan oleh Kolonel Achmad Husein di Padang, maka sekolah ini terpaksa dibagi dua. Yang satu di seberang jalan tetap menjadi sekolah di atas tanah seluas satu hektare, yang lainnya di seberang jalan menjadi markas polisi (juga satu hektare), yang sekarang menjadi Mapolres Bukittinggi. Maka tak heran, sekolah mantan gubernur Sumbar Hasan Basri Durin itu, kini seperti kesulitan mengembangkan bangunan fisiknya. Ada yang mengusulkan, alangkah baiknya jika Mapolres dipindah ke tempat lain, sehingga sejarah bisa pulang ke tampuknya.Walikota Bukittinggi Djufri, agaknya belum berfikir ke arah itu. Namun ia mengakui, bangunan bersejarah di kotanya, haruslah dilestarikan, ''Apalagi sekolah raja, orang-orang pintar di negeri ini banyak dididik di sana,'' katanya. rul (sumber Artikel kompas 2002 dan gambar dari website )

Minggu, Desember 09, 2007

Trinda Farhan Satria, Ketua Umum DPW PKS Sumbar * Bangun Peradaban Madani, Mundur dari PNS

Kapan Anda mulai mengenal PKS?
Sebelumnya perlu saya jelaskan terlebih dahulu bahwa PKS sebenarnya partai dakwah. PKS lahir dari aktifitas-aktifitas dakwah orang-orang kampus. Sejak awal tahun 1990-an, berkembang aktifitas dakwah dan dan pengajian-pengajian kelompok di kampus. Seiring berjalannya waktu, pada zaman Soeharto (semasa menjabat Presiden RI), ternyata diperlukan terjadinya perubahan bangsa dan umat negeri ini. Tapi tidak cukup hanya dengan dakwah kultural saja seperti pengajian kelompok, diskusi-diskusi dan membina orang. Artinya, perbaikan perlu dilakukan dengan dua sisi yaitu kultural dan struktural. Ketika bicara perbaikan dari sisi struktural, maka satu-satunya media yang efektif adalah partai politik. Sehingga tahun 1998, para aktivis yang sejak mahasiswa aktif di kegiatan dakwah berkumpul di Jakarta, termasuk saya. Itu momentum yang paling baik untuk mengangkat pengaruh dakwah dari awalnya hanya kultural ke tingkat struktural. Hingga kemudian sepakat melakukan perubahan dengan gerakan reformasi dan perlu adanya pendekatan struktural dengan partai dan terbentuklah PK (Partai Keadilan, sebelum menjadi PKS). Waktu itu saya ikut di dalamnya, tapi pengurus DPD PKS Kota Bandung ketika kuliah mengambil S2 (Magister Teknik dan Manajemen Industri ITB). Jadi, Anda sejak awal sudah berkiprah di PKS? Begitulah. Bagi orang PKS, saya bukan orang baru lagi. Untuk penggodokan PKS di Padang Sumatera Barat, pada masa itu saya ikut. Tapi pas mau deklarasi, saya harus ke Bandung, kuliah. Namun, sekitar tahun 1999, keluar UU bahwa PNS tidak boleh ikut partai politik. Banyak pengurus waktu itu yang mengajukan surat pengunduran dari partai politik, termasuk saya. Kartu anggota saya serahkan ke partai. Meskipun ada juga yang memilih tetap di partai. Tetapi, karena dalam sejarahnya (PKS) ada dakwah kultural dan dakwah struktural, maka dakwah kultural tetap saya jalankan dan ikuti. Sampai kembali ke Padang, saya masih tetap lakukan kegiatan (dakwah kultural) itu. Cuma secara struktural partai saja saya tidak masuk. Lantas, gimana sampai anda terpilih sebagai Ketua DPW PKS seperti sekarang? Saya tidak tahu persis juga sebenarnya, kenapa saya di pilih Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW) PKS Sumbar sebagai calon alternatif saat ini. Calon alternatif dalam arti, dalam organisasi, saya calon dari luar struktur kepengurusan partai. Jadi, bukan pengertian alternatif karena tidak ada calon lain. Saya di luar partai aktif mengisi berbagai pelatihan kader PKS sebagai instruktur, termasuk saat pencalonan anggota legislatif. Saat jadi Ketua DPW, anda khabarnya langsung melepaskan status PNS sebagai Kepala Laboratorium Perencanaan & Optimasi Sistem Industri di Unand?. Apa hal mendasar yang mendorong anda melepas status PNS dan terjun secara total di struktural PKS? Saya mendapat penghormatan yang luar biasa karena teman-teman memberikan amanah (sebagai Ketua DPW PKS Sumbar) yang begitu besar kepada saya. Saya melepaskan status PNS karena semenjak kuliah atau mahasiswa, saya merasakan sebuah kenikmatan yang baru ketika terlibat dalam aktifitas dakwah. Sampai sekarang PKS ternyata masih konsisten terhadap apa yang dulu menjadi platformnya dan tetap mengukuhkan diri sebagai partai dakwah. Membangun peradaban yang madani. Selain itu, dalam hidup ini banyak pilihan dan tidak bisa di-generalisir bahwa ketika masuk parpol harus melepaskan jabatan PNS secara ramai-ramai. Saya sendiri menganggap ini sebagai sebuah konsekuensi yang harus saya terima, ketika menerima permintaan untuk terlibat secara langsung dan formal dalam sebuah partai politik yang sesuai UU harus mundur daari PNS. Sekitar beberapa jam sebelum pemilihan Ketua di Muswil PKS, saya menyatakan diri 100 persen mundur dari PNS. Pada awalnya saya sudah mempertimbangkannya juga secara matang dan istikharah. Begitu juga dengan keluarga, karena sudah hidup dalam lingkungan dakwah sejak lama, mereka memahami dan menyetujui berjuang di jalan dakwah ini. Untuk kepentingan masyarakat luas. Beralih ke jabatan anda sebagai Ketua DPW PKS Sumbar. Karena anda dulunya masuk PKS berawal dari kegiatan dakwah kampus, apakah dengan kepemimpinan anda sekarang juga akan menjadi kampus sebagai target perolehan suara 2009 mendatang? Kampus sebagai kawasan intelektual yang rasional, sebenarnya sebagian besar sudah menjadikan PKS pilihan mereka. Terutama orang yang tahu informasi. Sederhananya, hampir di seluruh Kota-kota besar di wilayah barat Indonesia, rata-rata sudah punya potensi pemikiran yang sama untuk itu dengan informasi yang mereka peroleh. Apakah kampus akan menjadi fokus utama anda untuk tahun 2009? Target 2009 bukanlah target yang sederhana untuk dicapai. Meski begitu saya optimis akan tercapai dengan mesin partai yang kita punyai yaitu para kader yang menjadi tulang punggung PKS. Kita tidak hanya mengandalkan segmen yang ada sekarang saja, termasuk kampus. Kita akan perluas ke segmen-segmen yang ada. Kawasan yang selama ini cenderung lebih besar pada lingkup perkotaan saja, akan di dorong lebih luas ke semua lini daerah hingga tingkat akar rumput. Begitu juga dengan lapisan masyarakatnya, semuanya akan kita rangkul seperti elemen sosial kemasyarakatan. Orang-orang yang sangat concern terhadap perjuangan akan kebenaran dan keadilan pun, bagi kami sudah bagian dari PKS, meskipun mereka bukan anggota atau kader PKS. Apa program anda untuk awal tahun pertama ini? Kader yang jumlahnya banyak tanpa dikelola dengan struktur yang kuat tidak akan maksimal jadinya. Untuk itu, pertama tahun 2006 ini kita akan mengukuhkan struktur pengurus hingga ke tingkat ranting. Sekarang kita inginkan semuanya tidak hanya sekedar ada, harus ada standarnya sehingga mampu menjadi mesin-mesin penggerak yang aktif dan produktif. Bahkan, kita juga akan kembangkan sampai ke Mentawai dan daerah-daerah minim kader lainnya. Artinya, kedepan tidak hanya sekedar ada plang nama saja. Bagaimana dengan target pertumbuhan kader dan perolehan suara PKS yang realistis bagi anda? Untuk 2009, kita targetkan kader utama saja yang militan pertumbuhannya sekitar 26 ribu samiapi 30 ribu. Mereka semuanya memahami garis dan arah perjuangan PKS. Belum termasuk simpatisan yang justeru lebih masif jumlahnya. Sedangkan perolehan suara ditargetkan sekitar 650 ribu atau masuk 2 besar. Dengan begitu, diperkirakan anggota kita di DPR-RI tahun 2009 naik dua kali lipat dari sekarang hanya 2 orang, menjadi 4 orang. Sebagai partai dakwah, bagaimana PKS menjalin hubungan dengan eksekutif di daerah ini? Pada prinsipnya, sudah jelas bahwa sama siapa saja yang berpihak kepada kebenaran dan keadilan akan kita dukung dan jalin sinergi. Disisi lain, kita tidak hanya dalam artian mendukung saja, tapi tetap melakukan kritikan yang konstruktif. Misalnya apabila ada ada fenomena penyimpangan, PKS siap menjadi yang terdepan untuk mengkritisi dan kita pun ada badan yang mengelola itu secara strategis yaitu legislatif. Sementara untuk hubungan dengan partai lain, kita sudah punya rencana untuk melakukan silaturrahmi dan berdialog bersama mereka dalam arti membangun sinergi. Begitu juga dengan organisasi sosial dan kemasyarakatan lainnya. Kita terbuka sama siapa saja, selagi tujuannya untuk kebenaran dan keaadilan. Bagaimana jika kader atau anggota PKS sendiri yang melakukan penyimpangan? Apakah siap menindaknya? Bukan siap lagi. Itu sudah dilakukan. Kita akan lakukan itu dan proses melalui Dewan Syariah PKS. Paling utama pelanggaran yang berhubungan dengan Syariah. Tapi, sejauh pengetahuan saya, di Sumbar saat ini belum ada yang sampai ke tingkat itu. Di daerah lain sudah ada yang sampai di pecat dan di PAW dari legislatif serta diberikan pembinaan.
Dosen Teladan Jadi Politisi Dai Tak pernah terbesit dalam pikiran Trinda Farhan Satria yang akrab dipanggil Farhan bakal terjun secara formal atau struktural ke dunia politik. Walaupun dalam kenyataannya kedekatan rang Maninjau ini dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tak bisa dipisahkan. Bahkan sejak ia kuliah. Keseharian pria low profile, lagi tampan ini, lebih banyak berkutat di lingkungan kampus. Maklum saja, terhitung semenjak 1996, Farhan mendedikasikan dirinya selaku dosen di Jurusan Teknik Industri Universitas Andalas (Unand) Padang. Tak hanya itu, sejumlah universitas terdepan di Kota ini pun pernah disingahinya. Suami Candra Gumilarti ini, juga pernah menjadi dosen luar biasa di Jurusan Teknik Industri Universitas Bung Hatta Padang (UBH). Begitu pun di Universitas Ekasakti (Unes) dan STTIND Padang. Tak hanya itu, berkat prestasi dan kinerjanya, ia pernah diangkat menjadi Kepala Labor Sistem Informasi Keputusan dan Statistik Industri UBH Padang. Lulusan sarjana Teknik Industri dan Magister Teknik dan Manajemen Industri ITB, ini pun pernah menjadi Ketua Program Studi Teknik Industri Unand. Bahkan tahun 2001 – 2005, ia diangkat menjadi Sekretaris Jurusan Teknik Industri Unand. Sekarang pun Farhan masih tercatat selaku Kepala Laboratorium Perencanaan dan Optimasi Sistem Industri Unand. Termasuk Direktur dan Trainer di Lembaga Manajemen Terapan Trustco Padang. Di lembaga Trustco inilah Farhan lebih leluasa berkomunikasi dengan kader-kader PKS. Pasalnya, ia sering diundang menjadi instruktur kader dan pembekalan anggota legislatif (aleg) PKS. Namun, betapa pun sibuknya di luar, Farhan tetap tak melupakan kewajibannya selaku ayah. Tak urung ayah dari Abdurrahman Khalish, Muhammad ‘Azzam Muhyiddin, Muhammad Ihsan Mubarak, Umar Lathif AlFaruqi, dan Ahmad Taqiuddin ini, memiliki kedekatan dan keakraban dengan anak-anaknya. Baginya, dukungan keluarga, menjadi motivator untuk lebih maksimal dalam menggeluti profesinya. Berkat dukungan keluarga ini pulalah, Farhan merorehkan beragam prestasi. Prestasi gemilangnya ditorehkan dengan meraih prediket Dosen Teladan Fakultas Teknik Unand, Juara I Musabaqah Tilawatil Qur’an Akademi Kesehatan se DKI Jakarta. Sungguh prestasi yang amat mengembirakan. Biarpun sejumlah prestasi diraihnya, Departemen Diklat Ikatan Da’i Indonesia (IKADI) senantiasa berkomitmen meningkatkan kualitas diri. Beberapa waktu lalu, Farhan masih menyempatkan diri mengikuti Training of Trainer dan Leadership Training di Jakarta (2005). Awal tahun ini ia aktif dalam Pelatihan Menajemen Dakwah Tingkat Lanjut. Kini nahkoda DPW PKS Sumbar berada di bawah kendalinya. Dai sekaligus politisi ini pun beralih profesi menjadi Politisi Dai. Siap atau tidak siap, Farhan menjadi tumpuan harapan kalangan internal PKS dan masyarakat Sumbar. Mau kemana Sumbar akan diusung? Tentu kepiawaian Farhan dan dukungan masyarakat Sumbar sangat menentukan. Selamat Berjuang.(*) Sumber: PadangEkspress
Artikel ini merupakan sebuah tulisan rintisan. Anda dapat turut-serta mengembangkannya menjadi artikel yang utuh. Diperoleh dari "http://www.pks-anz.org/pkspedia/index.php?title=Trinda_Farhan_Satria"

Jumat, Desember 07, 2007

Ir Zuriati : Aircraft Structure Engineer


Perempuan satu-satunya di hangar 2 Garuda Indonesia, Cengkareng, ini adalah seorang insinyur yang menangani struktur pesawat terbang. Tugasnya memang termasuk salah satu profesi yang terbilang langka karena lapangan pekerjaannya sangat sedikit dan tidak banyak yang mampu menggeluti bidang ini. Selain harus memiliki otak yang cemerlang , ia juga harus bisa bekerja dengan rekan yang seluruhnya laki-laki. Sebenarnya, kelangkaan profesi ini lebih disebabkan oleh tingkat kesulitannya yang cukup tinggi

Sejak kecil, Zuriati yang lahir di Bukittinggi, 17 September 1968 ini memang sangat menyukai pekerjaan teknik. Ia sempat bekerja di sebuah bank namun pekerjan tersebut tidak cocok untuknya.Otaknya yang encer akhirnya membanyanya menjadi aircraft engineer structure.Walaupun sejak lahir belum pernah meninggalkan tanah kelahirannya, dengan tekad yang kuat, ia nekad mengadu nasib di Jakarta dan akhirnya berhasil mendapatkan apa yang ia inginkan.
Zuriati diwaktu sekolah selalu jadi juara kelas, dari SD sampai SMA dilalui di kota Bukittinggi, SMA kweekschool atau disebut juga sekolah Raja sekarang telah menjadi SMA 2 Bukittinggi yang telah banyak menghasilkan alumni yang telah mencatat tinta emas di Indonesia.Pada tahun 1988 Zuriati menamatkan SMA 2 Bukittinggi dengan jurusan Fisika langsung mendapatkan PMDK (Program Mahasiswa Undangan di waktu itu) di Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas, pendidikan di Teknik Mesin Universitas andalas diselesaikan dengan cumlaude.
Apa sih yang dikerjakan oleh seorang aircraft structrure engineer ? “ Melaksanakan pembuatan, evaluasi, revisi Maintenance Spesification Item.Kebetulan saya mendapat tugas menangani pesawat jenis DC10. Pekerjaan ini sangat memerlukan team work yang baik, karena hal ini menyangkut keselamatan penerbangan.

Pada awalnya, Zuriati pernah mengambil Aircraft Structure Repair for Engineering tahun 1995 di Long Beach, AS ini, seringkali diuji rekan-rekan lelekinya. “Mereka ingin sekali mengetahui sejauh mana kemampuan saya. Waktu pertama-tama, saya kaget juga. Tetapi begitu mereka tahu saya bisa, mereka sangat respek.” Mulai saat itu, setiap hari ia bekrja dengan laki –laki dan bertugas memberikan instruksi pada pekerjaan yang semuanya dilakukan laki-laki. Walaupun banyak orang yang berasumsi bahwa pekerjaan di bidang teknik hanya bisa dilakukan oleh laki-laki, Zuriati yang mendapatkan pelatihan khusus di Tolouse, Perancis untuk Customer Inspection A330 tahun 1996 ini, berpendapat, “Laki-laki atau perempuan sama saja. Walaupun perempuan menggeluti dunia yangdigeluti laki-laki, harus tetap ingat juga pada tugas dan kewajibannya sebagai perempuan. Tapi, kalau perempuan mampu, mengapa tidak ?”
Bundo Kanduang satu ini menunjukkan bahwa perempuan Minangpun sanggup melakukan pekerjaan yang langka dan itupun biasanya digeluti oleh kaum hawa.Sumber : Majalah Kosmopolitan serta tambahan dari Dewis

Sambutan Koordinator Sementara Angkatan 88

Assalamu'alaikum W W
Tarimo kasih tan marajo, lah babuek an biliak baru untuak kito basamo.Uda/Uni, kawan2 nan pernah sa atok sa laman sakola, sa lapangan basket ukatu dulu di BIRUGO.Bukan bermaksud untuak mamisah-misah an diri, namun biliak khusus 88 tu kami buek agar rencana kami untuak bakumpua malapeh taragak di taun 2008 nanti semakin mudah mengkoordinasi kan no. Ado sisi positif no mbo raso dengan masing2 awak di angkatan mambuek komunitas kaciak-kaciak. Di komunitas kaciak ko banyak hal nan bisa kito ota kan, kito rencana kan nan kemudian kito baok duduak basamo di IASMA BIRUGO secara keseluruhan. Nan pasti adalah, data base IASMA akan semakin bertambah.Hal bantuak iko alah di buek oleh Uda/Uni ambo angkatan 82.Bahkan bulan oktober sudah rayo patang ko baliau-baliau tu ma adokan REUNI PERAK angkatan 82 maninggakan BIRUGO. Terinspirasi oleh kekompakan baliau-baliau tu, terkompori oleh kesuksesan uda/uni angkatan 82, tantu kami indak namuah katinggalan pulo. Dari kini kami muloi manggarik untuak mangumpua kan kawan2 nan lah tersebar di banyak tampek. Angkatan 88 ado 8 kelas, berarti andai satu klas ado 30 orang sajo, maka ado 320 urang angk 88 nan berniat bakumpua di BIRUGO sudah rayo 2008 nanti.ITu harapan kami.Mohon bantuan ka uda/uni sarato kawan2 sado no. Mohon infokan ka kawan2 kami nan angkatan 88 tentang niat untuak bakumpua basamo ko. Mungkin data kawan kami indak ado di kami, tantu dari awak nan ado di biliak ko bisa mambantu.Insya ALlah, katiko data tersebut kami dapatkan, seluruh angkatan 88 akan kami ajak sato, Tidak mamiliah domisili, pekerjaan atau jabatanKASADO NO ANGKATAN.Kok aguih di PRAWANG bana tapi kalo aguih sa angkatan jo ambo, akan ambo ajakTapi sayang, indak sa angkatan kito doh. Jadi dak kanai ajak. (angek an taruiiiih)
Sakitu sajo dari kami nan sadang barencana ma adoan REUNI 2 DASAWARSA angkatan 88 maninggakan BIRUGO.
Untuak UDA kami Nan paliang tuo, UDA CHAIDIR LATIEF (kalau di IASMA ambo harus panggia UDA, tapi di RN ambo harus panggia BAPAK atau Mak DATUAK,.... heheheh)\n\u003cbr\>\u003cbr\>Insya Allah ide bapak agar Photo Kepala Sekolah SMA RADJO nan pertamo itu di pampang an di KANTUA GURU dan KAPALO SAKOLA akan di bahas dan Insya Allah kami koordinasikan antara PENGURUS IASMA JAKARTA dan Pihak sakola
Batanyo ciek UDA CHAIDIR...............Di sia ko lah ado Photo Pak Prof Dr Roesma nantun kini??
buliah nak capek rencana tu kito jadi kan
Sakitu sen lah luh iah
ARIEF Rky Mulia
1-2, Sos 3

Milis Angkatan 88 SMA 2 Bukittinggi

Dalam rangka mampakuaiak tali silaturahmi alumni SMA 2 / Sakola Rajo / Kweek School Bukittinggi nan lulus tahun 1988 atau nan pernah sa iriang jo kawan 88, Sarato labiah fokus awak untuak acara dua dasa warsa kita meninggalkan sekolah awak, sakolah nan punyo andil mambantuak diri awak kiniko.

milis : iasmabirugo88@googlegroups.com
Untuak gabuang kirim email kosong ka iasmabirugo88-subscribe@googlegroups.com

Is, Fisika 88